Dengan anggaran sebesar itu, Bobby Nasution ingin agar penanganan stunting di kota Medan dilakukan secara terintegrasi dan berbasis data yang detail. Artinya seluruh OPD memiliki tanggung jawab bersama dalam mengatasi stunting ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing OPD.
"Jangan ada lagi OPD yang berkaitan langsung dengan penanganan stunting dan OPD yang tidak berkaitan langsung dengan penanganan stunting. Semua OPD harus saling berkolaborasi, drngan begitu penanganan stunting di kota Medan dapat optimal."kata Wali Kota Medan Bobby Nasution beberapa waktu yang lalu.
Terkait dengan itu Pemko Medan telah menyusun 15 program, 16 kegiatan dan 29 subkegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh seluruh OPD termasuk Kelurahan.
Kepala Bappeda Kota Medan Benny Iskandar sebelumnya juga mengatakan penanganan balita stunting di kota Medan terdiri atas intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
"Intervensi gizi spesifik itu meliputi pemberian makanan tambahan bagi bayi gizi buruk, pelaksanaan pos gizi, pelaksanaan komunikasi, informasi, edukasi terkait pencegahan stunting, pemberian ASI eksklusif, pemberian MP-ASI, Germas, tatalaksana gizi buruk, pemantauan dan promosi pertumbuhan, dan gerakan gemar makan ikan. Sedangkan intervensi gizi sensitif meliputi kegiatan peningkatan penyediaan air minum yang aman dan peningkatan penyediaan sanitasi yang layak."jelas Benny Iskandar.
Diharapkan melalui langkah ini dapat menekan angka stunting di Kota Medan. (MT)
0 Komentar